Kisah Pengusaha Sukses Dea Valencia
A. Profil Dea Valencia
Dea Valencia lahir di Semarang, 14 Februari 1994 adalah pengusaha muda sekaligus pendiri Batik Kultur, dan mengawali perjalanannya dengan berdagang Batik Lawas milik ibunya. Sejak kecil, Dea memang sudah dikenalkan dengan Batik. Anak dari pasangan Ariyani Utoyo dan Iskiworo Budiarto ini tidak bekerja sendiri melainkan dibantu para penyandang disabilitas juga yang memiliki semangat dan kerja keras dalam membantu mengangkat Batik Kultur di dalam mengembangkan usaha batiknya.
Dea sebelumnya mengenyam Pendidikan di TK-SD Tri Tunggal Semarang, SMP Karangturi Semarang, kemudian lanjut di IGSCE Karangturi, kuliah di Sistem informatika univ. UMN 2009.
B. Latar belakang berdirinya bisnis batik
Dea mendapat dukungan penuh dari ibunya. Ia juga dibantu oleh beberapa karyawan, Sekitar 120 orang karyawan termasuk 50 orang pekerja penyandang disabilitas berada di balik label Batik Kultur.
Dea memulai bisnisnya dengan mengoleksi baju-baju batik yang antik dan klasik. Ia kemudian memiliki ide menjual baju-baju batik dengan gaya yang khas. Ciri khas produk batik Dea adalah corak batik yang diarahkan ke style baju modern. Ia juga menjual baju batik non printing sehingga produknya memiliki keunikan tersendiri.
Hingga saat ini, Dea Valencia telah menjalankan bisnisnya ini dengan mempekerjakan lebih dari 120 karyawan. Berbeda dari pengusaha lain, sebagian dari pekerja Dea justru merupakan penyandang disabilitas. Ia sengaja memberi kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk bekerja dengannya lantaran mereka memiliki semangat dan kerja keras, terutama dalam mengangkat batik kultur.
Pada mulanya Dea hanya mempekerjakan sebanyak 15-20% dari total penyandang disabilitas yang bekerja. Namun, kini hampir 50% atau setengah dari pekerjanya adalah penyandang disabilitas.
Tujuan Dea mempekerjakan karyawan difabel adalah untuk mendukung mereka agar bisa hidup lebih mandiri, bisa punya karya sendiri, dan bermanfaat bagi orang. Bagi Dea, setiap orang berhak mendapatkan kesempatan yang sama.
"Aku ingin memberikan mereka kesempatan untuk memberikan kontribusi di balik perbedaan mereka. Ternyata ada banyak pelajaran yang dapat diambil dari mereka seperti ketekunan dan semangat untuk belajar," ujar Dea.
C. Strategi pemasarannya
Pemasaran Melalui Media Sosial Raih Omzet Ratusan Juta
Batik Kultur produk Dea memang memiliki motif dan model yang menarik serta cocok untuk dikenakan oleh siapapun dari rentang usia berapapun. Apalagi, kini sudah banyak anak muda yang ingin memakai batik namun dengan penampilan yang tetap kekinian.
Saat ini, usaha bisnis Dea telah sukses. Ia memanfaatkan media sosial Instagram dan Facebook untuk memasarkan produk batik kulturnya. Lebih dari 1000 potong baju batik diproduksi Dea setiap bulannya.
Tak hanya laris manis di pasar dalam negeri, batik kultur Dea pun merambah hingga ke pasar internasional. Harga setiap potong batik kultur Dea sendiri dibandrol mulai dari Rp250.000 hingga Rp1,2 juta. Tak heran, kini Dea mampu meraih laba Rp300 juta hingga Rp500 juta setiap bulannya.
Kesimpulan yang dapat diambil dari kisah pengusaha sukses Dea Valencia yaitu :
a. Tidak ada jalan lintas menuju kesuksesan
Kita tidak boleh menyerah dan terus semangat dalam menjalankan bisnis, jangan takut akan kegagalan.
b. Kita sebagai pebisnis harus bangga terhadap produk sendiri.
c. Memberikan kesempatan untuk bekerja kepada semua orang meskipun mereka penyandang disabilitas.
Komentar
Posting Komentar